Kemajuan industri jamu di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Mulai terlihat sejak era pandemi COVID-19, obat dari racikan bahan https://newcityfoodmarket.com/ herbal menjadi alternatif masyarakat untuk meningkatkan imunitas hingga menjaga kesehatan dengan cara yang lebih alami.
Ditambah, semakin banyak penelitian yang mengemukakan khasiat sejumlah obat atau jamu dari tanaman herbal. Misalnya saja kunyit.
Kandungan kurkumin pada kunyit telah terbukti bersifat antiinflamasi, antioksidan, hingga antikanker. Bahkan, kunyit jadi favorit orang Jepang yang kerap merokok dan mengonsumsi alkohol. Selain itu, masih banyak lagi tanaman herbal yang telah terbukti khasiatnya.
Inilah yang menjadi latar belakang PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) mendukung gelaran seminar yang fokus membahas transformasi obat dari bahan alam. Sido Muncul bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan RS Universitas Kristen Krida Wacana (RS UKRIDA) baru saja menggelar seminar ilmiah bertajuk “Transformasi Obat Bahan Alam dalam Dunia Kedokteran Sebagai Jembatan Menuju Kesehatan Holistik di Era Modern” di Auditorium Seruni RS Ukrida, Jakarta, Sabtu (30/11).
Seminar ini dihadiri oleh sekitar seratus peserta dari kalangan kedokteran, serta lima narasumber. Di antaranya, sesi pertama dibawakan oleh Direktur Sido Muncul Dr. (H.C.) Irwan Hidayat; Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD-KR FINASIM; dan dr. Peristiwan R. Widi Astana, M.Biomed. Dilanjutkan pada sesi kedua dengan narasumber Dita Novianti, S.Si, Apt, MKM, M, Lies Sugiarti, S.Si, Apt, M.Biomed, dan Prof. dr. Kris Herawan Timorius.
Kenalkan Khasiat Obat Herbal di Kalangan Dokter Irwan Hidayat mengatakan, seminar ini digelar demi mengoptimalkan pemanfaatan obat bahan herbal di masyarakat. Melalui seminar ini, para dokter akan lebih mengenal khasiat, keamanan, dan cara penggunaan jamu atau obat herbal yang tepat. Sebab menurutnya, dokter punya peran penting agar industri obat herbal di Indonesia semakin maju.
“China itu membiayai industri herbalnya hebat sekali. Termasuk melalui jalur dunia kedokteran. Jadi, dokternya belajar ilmu yang penuh, kurikulum tentang khasiat obat-obat herbal. Dokter itu tidak boleh dilupakan perannya sebagai penentu pemberian obat,” terang Irwan.
Lebih lanjut, Irwan juga menerangkan bahwa kemajuan Sido Muncul sebagai produsen obat dari bahan herbal tidak lepas dari dunia kedokteran dan farmasi. Demi memastikan kualitas produknya selalu terjaga, Sido Muncul menerapkan prinsip yang ada di pabrik farmasi.
“Saya meniru pabrik farmasi. Saya juga ngomong ke dokter, dokter kalau saya mengelola Sido Muncul terinspirasi dari sumpah dokter, yaitu dengan hati, akal, ilmu, dan regulasi. Jadi produk kami dijamin aman,” kata Irwan.
Direktur RS UKRIDA dr. Tuan Juniar Situmorang, M.Kes, pun mengapresiasi dipilihnya RS UKRIDA sebagai lokasi seminar ilmiah mengenai transformasi obat bahan herbal di Indonesia.
“Kami sebagai rumah sakit punya 3 fungsi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan layanan masyarakat. Nah, melalui tiga fungsi itu, kami ingin memberikan sumbangsih untuk melanjutkan warisan luhur, sekaligus membuat warisan luhur itu bermanfaat,” ujar dr. Tuan Juniar.
Komitmen ini juga didukung penuh oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sekretaris Jenderal IDI, Dr. Ulul Albab, Sp.OG, mengatakan bahwa pemerintah telah menetapkan jamu sebagai salah satu kekayaan Indonesia. Dukungan IDI pun diwujudkan dengan adanya regulasi untuk proses produksi hingga pemasaran jamu atau obat bahan herbal.
“Jamu adalah kekayaan alam yang telah diatur regulasinya karena negara sudah punya concern terkait hal ini (jamu). Di Undang-undang No. 17 tahun 2023 dan Perpres 23 terkait Perkembangan Jamu, serta PP No. 103 Tahun 2014, membuktikan negara punya kepentingan untuk mendorong jamu sebagai kearifan lokal dan mempertahankan kesehatan Indonesia,” terang Ulul.
Agar industri jamu Indonesia semakin dipandang sekaligus meningkatkan kearifan lokal, IDI pun sepakat dengan Sido Muncul untuk terus menggalakkan kolaborasi antara industri kesehatan ini. “Kolaborasi antara industri dengan profesor dan periset, ini adalah bagian dari upaya untuk saintifikasi obat bahan herbal agar nantinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” lanjutnya.
Tak hanya dari pembicara dan undangan, apresiasi pun datang dari para peserta seminar ilmiah. Salah satunya Dokter Saintifikasi Jamu sekaligus Herbal Medik Influencer, dr. Rianti Maharani, M.Si, AIFO-K.
“Seminar hari ini itu menarik sekali, karena kita bisa mengetahui khasiat dari jamu tradisional. Banyak sekali insight yang diterima oleh para dokter agar kami dapat semakin yakin untuk menggunakannya (jamunya). Penyampaian dari para narasumber tadi dapat menghapus anggapan bahwa jamu tradisional disebut sebagai obat yang belum bisa dipercaya,” ungkap Rianti.